Anda pernah mendengar tentang WebOS? Mungkin saja tidak. Memang tidak banyak yang mengetahui tentang sistem operasi ini. Sistem operasi ini adalah buatan perusahaan pembuat dan perakit komputer ternama Hewlett Packard. Sistem operasi ini diperkenalkan pertama kali lewat produk Tablet dan Palm atau Ponsel Pintar yang diproduksi perusahaan ini. Banyak pengamat yang mengatakan bahwa sistem operasi ini tidak bisa bersaing dengan pendahulunya, yakni Android dari Google. Hal ini memang benar adanya, dibuktikan dengan produk HP yang berupa tablet dan palm yang tidak mendapatkan tempat di pasar pada saat diluncurkan pada tahun 2011.
Setelah itu WebOS sepertinya tidak jelas nasibnya. Hewlett Packard seperti mengabaikan keberadaan sistem operasi ini. Namun ternyata itu tidak benar. Hewlett Packard akhirnya meluncurkan versi beta untuk sistem operasi mobile WebOS yang tersedia secara bebas dalam lisensi Open Source. Hal ini merupakan sebuah terobosan baru HP untuk mempertahankan eksistensi WebOS, seperti yang pernah terjadi pada Android yang kini pengembangannya dipimpin oleh Google. Namun meski begitu HP tampaknya tidak melanjutkan produksi perangkat tablet dan palm yang berbasis WebOS.
Dikutip dari halaman TechRadar, versi beta WebOS akan terdiri dari 54 komponen yang terdiri dari 450.000 baris kode. WebOS yang diluncurkan secara Open Source ini menggunakan lisensi Apache 2.0. WebOS ini ditujukan untuk para pengembang yang sedang bereksperimen dengan karya mereka. Ada dua lingkup environment yang dibangun dalam sistem operasi baru dari HP ini. Yang pertama adalah pengembangan desktop dengan sistem Ubuntu. Sementara satu lagi adalah menggunakan OpenEmbedded yang memungkinkan Emulator ARM bisa memfasilitasi supaya terhubung dengan perangkat baru.
Pelepasan WebOS sebagai sistem operasi bebas lisensi ini sebenarnya ini bukan peluncuran yang mendadak. Pada bulan Desember tahun lalu, HP sudah mengumumkan bahwa WebOS akan dilepaskan dan dikontribusikan untuk komunitas Open Source. Hal ini berarti sama dengan Android dari Google, dimana setiap perakit atau perusahaan dapat membuat perangkat mereka sendiri dengan WebOS secara bebas lisensi. Namun bukan berarti jalan WebOS akan mulus. Google sendiri telah merekrut tim Enyo, tim yang selama ini mengembangkan HTML5 di WebOS. Hal ini menjadikan masa depan WebOS tidak jelas seperti sejak Desember tahun lalu.
Meskipun begitu, tidak ada yang tidak mungkin. Dengan diluncurkannya hal WebOS pada komunitas, para pengembang dapat mengutak-atik dan memberikan penilaian. Setidaknya WebOS masih bisa bernafas lebih panjang saat ini. Kemungkinan nasib WebOS ditentukan dalam beberapa bulan kedepan, dipengaruhi juga dengan perkembangan sistem operasi lain yang sejenis yakni Android.
Setelah itu WebOS sepertinya tidak jelas nasibnya. Hewlett Packard seperti mengabaikan keberadaan sistem operasi ini. Namun ternyata itu tidak benar. Hewlett Packard akhirnya meluncurkan versi beta untuk sistem operasi mobile WebOS yang tersedia secara bebas dalam lisensi Open Source. Hal ini merupakan sebuah terobosan baru HP untuk mempertahankan eksistensi WebOS, seperti yang pernah terjadi pada Android yang kini pengembangannya dipimpin oleh Google. Namun meski begitu HP tampaknya tidak melanjutkan produksi perangkat tablet dan palm yang berbasis WebOS.
Dikutip dari halaman TechRadar, versi beta WebOS akan terdiri dari 54 komponen yang terdiri dari 450.000 baris kode. WebOS yang diluncurkan secara Open Source ini menggunakan lisensi Apache 2.0. WebOS ini ditujukan untuk para pengembang yang sedang bereksperimen dengan karya mereka. Ada dua lingkup environment yang dibangun dalam sistem operasi baru dari HP ini. Yang pertama adalah pengembangan desktop dengan sistem Ubuntu. Sementara satu lagi adalah menggunakan OpenEmbedded yang memungkinkan Emulator ARM bisa memfasilitasi supaya terhubung dengan perangkat baru.
Pelepasan WebOS sebagai sistem operasi bebas lisensi ini sebenarnya ini bukan peluncuran yang mendadak. Pada bulan Desember tahun lalu, HP sudah mengumumkan bahwa WebOS akan dilepaskan dan dikontribusikan untuk komunitas Open Source. Hal ini berarti sama dengan Android dari Google, dimana setiap perakit atau perusahaan dapat membuat perangkat mereka sendiri dengan WebOS secara bebas lisensi. Namun bukan berarti jalan WebOS akan mulus. Google sendiri telah merekrut tim Enyo, tim yang selama ini mengembangkan HTML5 di WebOS. Hal ini menjadikan masa depan WebOS tidak jelas seperti sejak Desember tahun lalu.
Meskipun begitu, tidak ada yang tidak mungkin. Dengan diluncurkannya hal WebOS pada komunitas, para pengembang dapat mengutak-atik dan memberikan penilaian. Setidaknya WebOS masih bisa bernafas lebih panjang saat ini. Kemungkinan nasib WebOS ditentukan dalam beberapa bulan kedepan, dipengaruhi juga dengan perkembangan sistem operasi lain yang sejenis yakni Android.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar